Friday, June 26, 2009

Catatan kecil kekuatan TNI AU kita

Hosted by imgur.com
Hari ini saya baca berita mengenai sebuah kejadian pelanggaran wilayah kedaulatan Indonesia. Terakhir kita tahu yang sedang hangat adalah pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh Malaysia di wilayah Ambalat oleh sejumlah kecil kapal laut mereka (1 atau 2 saja). Namun berdasarkan berita yang saya baca di Jawapos.com pada tanggal 23 Juni 2009 sore hari berdasarkan pemantauan Monitor Satuan Radar 212 TNI-AU di Batam telah terjadi penyusupan ke dalam wilayah Air Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Tepatnya di wilayah laut antara perairan Pulau Laut dan Pulau Subi Natuna. Hasil pelacakan melalui radar menunjukkan adanya iring-iringan 6 kapal laut dari angkatan laut Amerika (US Navy).

Berikutnya TNI AU kemudian berkoordinasi dengan pangkalan TNI AL Ranai yang segera mengirimkan pesawat intai CASSA. Hasil pengintaian menunjukkan iring-iringan 6 kapal tersebut terdiri dari 1 tanker, 2 Frigate, 2 Destroyer dan 1 nuclear powered supercarrier kelas Nimitz: USS Ronald Reagan (CVN-76) yang merupakan salah satu kapal induk terbesar di dunia dan merupakan garda terdepan dari kekuatan tempur US NAVY. Luar biasa! Iring-iringan ini dapat dikatakan sebuah kekuatan standar operasi tempur dalam misi logistik yang penting. Bisa dilihat dari sebuah kapal tanker yang dikawal oleh kapal-kapal US Navy seperti ini. Ketika Malaysia menerobos wilayah kita, banyak yang mengatakan bahwa sebenarnya kita siap bertindak ofensif pada saat itu. Kenapa? Karena yang melakukan pelanggaran hanya 1-2 kapal patroli tempur. Namun apa yang bisa kita lakukan dengan iring-iringan kapal laut Amerika ini?

Hosted by imgur.com
USS Ronald Reagan CVN-75

Mari kita lihat kekuatan tempur iring-iringan US NAVY yang melakukan penyusupan di wilayah Natuna ini. Dua frigate, dua destroyer dan 1 supercarrier. Lebih mudahnya kita bahas satu saja yaitu supercarrier USS Ronald Reagan. Kapal laut bertenaga 2 reaktor nuklir ini dapat melaju hingga kecepatan 56 km/jam dan hanya perlu mengisi ulang bahan bakar dalam 20 tahun sekali. Dengan panjang 3 kali lapangan bola, kapal laut yang diluncurkan pertama kali tahun 2001 ini dapat mengangkut 5500 personel dan 80 pesawat tempur serta sekitar 10 helikopter. Kapal kelas Nimitz ini diperlengkapi dengan persenjataan elektronik Countermeasures untuk decoy dan anti torpedo. Selain itu juga dengan rudal darat ke udara Sea Sparrow dan RIM116 Airframe Rolling.

Untuk kekuatan tempur udara, sejak Mei 2009 USS Ronald Reagan dioperasikan dengan satuan udara Carrier Wing 14 (CVW-14). Satuan ini terdiri dari 8 skuadron:
  1. Strike Fighter Squadron 22 (F/A-18F Super Hornet)
  2. Strike Fighter Squadron 25 (F/A-18C Hornet)
  3. Strike Fighter Squadron 113 (F/A-18C Hornet)
  4. Strike Fighter Squadron 115 (F/A-18E Super Hornet)
  5. Carrier Airborne Early Warning Squadron 113 (E-2C Hawkeye 2000)
  6. Carrier Tactical Electronic Warfare Squadron 139 (EA-6B Prowler)
  7. Fleet Logistics Support Squadron 30 Det. 1 (C-2 Greyhound)
  8. Helicopter Anti-submarine Squadron 4 (Sikorsky SH-60F and HH-60H Seahawk)
Dari catatan di atas, dapat kita lihat dari hanya 1 supercarrier saja, Amerika dapat dengan cepat scramble 48 kekuatan taktis tempur dan 16 support.

Lalu bagaimana kalau kita bandingkan kekatan taktis udara yang ada pada 1 kapal induk AS ini dengan kekuatan tempur TNI AU kita? TNI AU pada saat ini terdiri dari 6 skuadron induk (tempur, pendidikan, angkut, patroli maritim udara, VIP/VVIP, helikopter). Skuadron udara tempur terdiri dari:
  1. Skuadron Udara 1 "Elang Khatulistiwa" (BAE Hawk Mk. 109/Mk. 209) di bandara Supadio Pontianak.
  2. Skuadron Udara 3 "Sarang Naga" (F-16A/F-16B Block-15 OCU) di bandara Iswahjudi Madiun.
  3. Skuadron Udara 11 (Su-27SK/SKM, Su-30MK/MK2, A-4E/TA-4H/TA-4J) di bandara Hasanudin Makassar.
  4. Skuadron Udara 12 "Panther Hitam" (BAE Hawk Mk. 109/Mk. 209) di bandara Sultan Syarif Qassim II Pekanbaru.
  5. Skuadron Udara 14 (F-5E/F-5F) di bandara Iswahjudi Madiun.
  6. Skuadron Udara 15 (BAE Hawk Mk. 53) di bandara Iswahjudi Madiun.
Dengan perhitungan satu skuadron TNI-AU adalah (idealnya) 16 pesawat tempur maka kekuatan tempur udara TNI AU adalah 96 pesawat tempur. Ditambah kekuatan pendukung: 4 skuadron udara angkut, 1 skuadron patroli udara maritim, 3 skuadron helikopter, 2 skuadron pendidikan dan 1 skuadron VIP/VVIP.

Hosted by imgur.com
Pembagian wilayah Komando Operasi (KOOPSAU) TNI-AU

Mari kita berandai-andai. Seandainya terjadi konfrontasi tempur udara antara iring-iringan kapal US NAVY ini dengan TNI AU kita di wilayah Komando Operasi 1 (KOOPSAU 1) TNI AU yang meliputi wilayah Natuna. Maka TNI AU dapat mengirimkan pesawat tempur dari Skuadron Udara Tempur 1 dari Pontianak dan Skuadron Udara Tempur 12 dari Pekanbaru:

Kekuatan tempur udara KOOPSAU 1 TNI AU : 2 Skuadron Udara Tempur total 32 pesawat Hawk (buatan tahun 80an)
VS
Kekuatan tempur udara USS RONALD REAGAN US NAVY : 4 skuadron udara tempur total 48 pesawat (buatan tahun 90an)

Yah beda tipis lah kita kalahnya :) Tapi dengan mengerahkan semua kekuatan skuadron udara tempur TNI AU kita bisa menang kok. Kekuatan skuadron tempur udara di KOOPSAU 1 berjumlah 32 pesawat di tambah kekuatan tempur udara di KOOPSAU 2 berjumlah 64 maka total ada 96 pesawat tempur lawan 48 pesawat tempur yang ada di satu kapal induk ini jelas kita menang :) Dengan catatan:
  • Jumlah pesawat TNI per satu skuadron benar-benar telah mencapai jumlah ideal yang diinginkan oleh TNI AU yaitu 16 pesawat per satu skuadron.
  • Kesiapan taktis dan tempur dari personel dan tentu saja teknis pesawat. Nggak lucu kan kalo belum perang tapi udah jatuh duluan pesawatnya :)
  • US NAVY tidak menurunkan USS Nimitz, USS Dwight D. Eisenhower, USS Carl Vinson, USS Theodore Roosevelt, USS Abraham Lincoln, USS George Washington, USS John C. Stennis, USS Harry S. Truman, USS George H.W. Bush.
Siapakah ke 9 kapal ini? Mereka di tambah USS Ronald Reagan adalah 10 kapal induk kelas Nimitz yang dimiliki oleh US NAVY. Dengan masing-masing kekuatan standar (tidak siaga tempur) 48 pesawat maka hanya dari 10 kapal induk ini saja Amerika memiliki 480 pesawat tempur. Lebih banyak dari jumlah seluruh pesawat dari semua jenis yang dimiliki TNI AU pada tahun 2004 berdasarkan catatan GlobalFirePower yaitu 313 buah pesawat.

Tentu tidak adil rasanya kalo kita melakukan perbandingan seperti di atas dalam mengukur kekuatan alutsista TNI AU kita sekarang ini. Kondisi ekonomi dan inisiatif pemerintah dalam mengembangkan alutsista tidak hanya TNI AU tapi juga kekuatan lain masih minim. Tujuan dari tulisan ini hanya sekedar menggambarkan kekuatan yang kita miliki dan ketika ada kabar salah satu kapal induk tercanggih di dunia masuk ke wilayah Indonesia, maka saya pikir inilah kesempatan yang baik untuk menulis catatan ini. Dengan luas wilayah dan potensi demografis serta sumber daya alam, negara ini sangat sangat membutuhkan kekuatan tempur yang mampu melindungi itu semua. Bila tidak, maka akan sangat ironis apabila kita sampai harus jadi bangsa pengemis di atas tumpukan permata.

4 comments:

SAG-096 said...

woh mantabh....kapan ya kita punya atu aja nimitz class.... :p

Bisma F Santabudi said...

Wah beruntunglah kalo kita punya 1 aja kapal induk yang dilengkapi dengan kekuatan udaranya :)

Bandrex_jr said...

ga bisa kita punya kapal induk.. biaya operasionalnya mahal.. dan lebih lagi harga 1 kapal induk bisa untuk membuat 4 bandara tipe C.. bukankan lebih baik bikin bandara aja mengingat kita archipelago state.. :)

Anonymous said...

g usah kapal induk... yang penting qt punya rudal balistik yang banyak n akurat...
kaya' Korut, biar miskin tapi garang...