Friday, June 26, 2009

Catatan kecil kekuatan TNI AU kita

Hosted by imgur.com
Hari ini saya baca berita mengenai sebuah kejadian pelanggaran wilayah kedaulatan Indonesia. Terakhir kita tahu yang sedang hangat adalah pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh Malaysia di wilayah Ambalat oleh sejumlah kecil kapal laut mereka (1 atau 2 saja). Namun berdasarkan berita yang saya baca di Jawapos.com pada tanggal 23 Juni 2009 sore hari berdasarkan pemantauan Monitor Satuan Radar 212 TNI-AU di Batam telah terjadi penyusupan ke dalam wilayah Air Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Tepatnya di wilayah laut antara perairan Pulau Laut dan Pulau Subi Natuna. Hasil pelacakan melalui radar menunjukkan adanya iring-iringan 6 kapal laut dari angkatan laut Amerika (US Navy).

Berikutnya TNI AU kemudian berkoordinasi dengan pangkalan TNI AL Ranai yang segera mengirimkan pesawat intai CASSA. Hasil pengintaian menunjukkan iring-iringan 6 kapal tersebut terdiri dari 1 tanker, 2 Frigate, 2 Destroyer dan 1 nuclear powered supercarrier kelas Nimitz: USS Ronald Reagan (CVN-76) yang merupakan salah satu kapal induk terbesar di dunia dan merupakan garda terdepan dari kekuatan tempur US NAVY. Luar biasa! Iring-iringan ini dapat dikatakan sebuah kekuatan standar operasi tempur dalam misi logistik yang penting. Bisa dilihat dari sebuah kapal tanker yang dikawal oleh kapal-kapal US Navy seperti ini. Ketika Malaysia menerobos wilayah kita, banyak yang mengatakan bahwa sebenarnya kita siap bertindak ofensif pada saat itu. Kenapa? Karena yang melakukan pelanggaran hanya 1-2 kapal patroli tempur. Namun apa yang bisa kita lakukan dengan iring-iringan kapal laut Amerika ini?

Hosted by imgur.com
USS Ronald Reagan CVN-75

Mari kita lihat kekuatan tempur iring-iringan US NAVY yang melakukan penyusupan di wilayah Natuna ini. Dua frigate, dua destroyer dan 1 supercarrier. Lebih mudahnya kita bahas satu saja yaitu supercarrier USS Ronald Reagan. Kapal laut bertenaga 2 reaktor nuklir ini dapat melaju hingga kecepatan 56 km/jam dan hanya perlu mengisi ulang bahan bakar dalam 20 tahun sekali. Dengan panjang 3 kali lapangan bola, kapal laut yang diluncurkan pertama kali tahun 2001 ini dapat mengangkut 5500 personel dan 80 pesawat tempur serta sekitar 10 helikopter. Kapal kelas Nimitz ini diperlengkapi dengan persenjataan elektronik Countermeasures untuk decoy dan anti torpedo. Selain itu juga dengan rudal darat ke udara Sea Sparrow dan RIM116 Airframe Rolling.

Untuk kekuatan tempur udara, sejak Mei 2009 USS Ronald Reagan dioperasikan dengan satuan udara Carrier Wing 14 (CVW-14). Satuan ini terdiri dari 8 skuadron:
  1. Strike Fighter Squadron 22 (F/A-18F Super Hornet)
  2. Strike Fighter Squadron 25 (F/A-18C Hornet)
  3. Strike Fighter Squadron 113 (F/A-18C Hornet)
  4. Strike Fighter Squadron 115 (F/A-18E Super Hornet)
  5. Carrier Airborne Early Warning Squadron 113 (E-2C Hawkeye 2000)
  6. Carrier Tactical Electronic Warfare Squadron 139 (EA-6B Prowler)
  7. Fleet Logistics Support Squadron 30 Det. 1 (C-2 Greyhound)
  8. Helicopter Anti-submarine Squadron 4 (Sikorsky SH-60F and HH-60H Seahawk)
Dari catatan di atas, dapat kita lihat dari hanya 1 supercarrier saja, Amerika dapat dengan cepat scramble 48 kekuatan taktis tempur dan 16 support.

Lalu bagaimana kalau kita bandingkan kekatan taktis udara yang ada pada 1 kapal induk AS ini dengan kekuatan tempur TNI AU kita? TNI AU pada saat ini terdiri dari 6 skuadron induk (tempur, pendidikan, angkut, patroli maritim udara, VIP/VVIP, helikopter). Skuadron udara tempur terdiri dari:
  1. Skuadron Udara 1 "Elang Khatulistiwa" (BAE Hawk Mk. 109/Mk. 209) di bandara Supadio Pontianak.
  2. Skuadron Udara 3 "Sarang Naga" (F-16A/F-16B Block-15 OCU) di bandara Iswahjudi Madiun.
  3. Skuadron Udara 11 (Su-27SK/SKM, Su-30MK/MK2, A-4E/TA-4H/TA-4J) di bandara Hasanudin Makassar.
  4. Skuadron Udara 12 "Panther Hitam" (BAE Hawk Mk. 109/Mk. 209) di bandara Sultan Syarif Qassim II Pekanbaru.
  5. Skuadron Udara 14 (F-5E/F-5F) di bandara Iswahjudi Madiun.
  6. Skuadron Udara 15 (BAE Hawk Mk. 53) di bandara Iswahjudi Madiun.
Dengan perhitungan satu skuadron TNI-AU adalah (idealnya) 16 pesawat tempur maka kekuatan tempur udara TNI AU adalah 96 pesawat tempur. Ditambah kekuatan pendukung: 4 skuadron udara angkut, 1 skuadron patroli udara maritim, 3 skuadron helikopter, 2 skuadron pendidikan dan 1 skuadron VIP/VVIP.

Hosted by imgur.com
Pembagian wilayah Komando Operasi (KOOPSAU) TNI-AU

Mari kita berandai-andai. Seandainya terjadi konfrontasi tempur udara antara iring-iringan kapal US NAVY ini dengan TNI AU kita di wilayah Komando Operasi 1 (KOOPSAU 1) TNI AU yang meliputi wilayah Natuna. Maka TNI AU dapat mengirimkan pesawat tempur dari Skuadron Udara Tempur 1 dari Pontianak dan Skuadron Udara Tempur 12 dari Pekanbaru:

Kekuatan tempur udara KOOPSAU 1 TNI AU : 2 Skuadron Udara Tempur total 32 pesawat Hawk (buatan tahun 80an)
VS
Kekuatan tempur udara USS RONALD REAGAN US NAVY : 4 skuadron udara tempur total 48 pesawat (buatan tahun 90an)

Yah beda tipis lah kita kalahnya :) Tapi dengan mengerahkan semua kekuatan skuadron udara tempur TNI AU kita bisa menang kok. Kekuatan skuadron tempur udara di KOOPSAU 1 berjumlah 32 pesawat di tambah kekuatan tempur udara di KOOPSAU 2 berjumlah 64 maka total ada 96 pesawat tempur lawan 48 pesawat tempur yang ada di satu kapal induk ini jelas kita menang :) Dengan catatan:
  • Jumlah pesawat TNI per satu skuadron benar-benar telah mencapai jumlah ideal yang diinginkan oleh TNI AU yaitu 16 pesawat per satu skuadron.
  • Kesiapan taktis dan tempur dari personel dan tentu saja teknis pesawat. Nggak lucu kan kalo belum perang tapi udah jatuh duluan pesawatnya :)
  • US NAVY tidak menurunkan USS Nimitz, USS Dwight D. Eisenhower, USS Carl Vinson, USS Theodore Roosevelt, USS Abraham Lincoln, USS George Washington, USS John C. Stennis, USS Harry S. Truman, USS George H.W. Bush.
Siapakah ke 9 kapal ini? Mereka di tambah USS Ronald Reagan adalah 10 kapal induk kelas Nimitz yang dimiliki oleh US NAVY. Dengan masing-masing kekuatan standar (tidak siaga tempur) 48 pesawat maka hanya dari 10 kapal induk ini saja Amerika memiliki 480 pesawat tempur. Lebih banyak dari jumlah seluruh pesawat dari semua jenis yang dimiliki TNI AU pada tahun 2004 berdasarkan catatan GlobalFirePower yaitu 313 buah pesawat.

Tentu tidak adil rasanya kalo kita melakukan perbandingan seperti di atas dalam mengukur kekuatan alutsista TNI AU kita sekarang ini. Kondisi ekonomi dan inisiatif pemerintah dalam mengembangkan alutsista tidak hanya TNI AU tapi juga kekuatan lain masih minim. Tujuan dari tulisan ini hanya sekedar menggambarkan kekuatan yang kita miliki dan ketika ada kabar salah satu kapal induk tercanggih di dunia masuk ke wilayah Indonesia, maka saya pikir inilah kesempatan yang baik untuk menulis catatan ini. Dengan luas wilayah dan potensi demografis serta sumber daya alam, negara ini sangat sangat membutuhkan kekuatan tempur yang mampu melindungi itu semua. Bila tidak, maka akan sangat ironis apabila kita sampai harus jadi bangsa pengemis di atas tumpukan permata.

Wednesday, June 24, 2009

Evolusi fotografi, konvergensi still image dan video

Hosted by imgur.com

Pagi ini dari internet saya dapat kabar Kodak akan menghentikan produksi Kodachrome film mulai tahun ini. Sekilas info mengenai film positive Kodachrome ini: pertama kali diproduksi oleh Kodak pada tahun 1935 dan menjadikannya film foto tertua yang diproduksi sampai tahun ini, 74 tahun! Dikenal sebagai bright, colorful film dengan tingkat kontras yang rendah (menjadikannya sangat cocok sebagai media slide transparansi), Kodachrome menjadi bagian dari sukses Kodak pada saat itu. Anda dapat melihat galeri foto yang menggunakan film Kodachrome di sini.

Hosted by imgur.com
Kodachrome 1935-2009 R.I.P.

Namun seiring dengan berkembangnya teknologi digital, era film kamera analog menjadi semakin sempit. Dengan segala kelebihannya, fotografi digital perlahan mulai menjadi standar untuk mereka yang terjun dalam industri fotografi. Saya ingat sewaktu dulu kuliah, dimana kami masih berada pada era kamera foto analog. Kami dituntut untuk benar-benar mempertimbangkan segalanya mulai dari komposisi sampai exposure sebelum kami menekan shutter button karena setiap kegagalan adalah cost yang terbuang percuma. Kami belajar bagaimana memproses dan mencetak film negative dan positive sendiri di lab kampus. Kegagalan demi kegagalan dalam mencampur emulsi dan salah timing menjadi bagian dari proses belajar. Namun dengan hadirnya teknologi digital, film costs menjadi hilang. Biaya untuk memotret menjadi lebih murah.

Pada tahun ini, evolusi teknologi kamera SLR fotografi seolah telah mencapai titik stagnan. Praktis tidak ada sesuatu yang baru yang ditawarkan, hanya improvement pada sensor yang kemudian dieksplorasi oleh pabrik-pabrik melahirkan kamera-kamera dengan resolusi besar (which I think is not such a big deal). Atau semakin banyaknya kamera-kamera FourThird yang dipimpin oleh Olympus. Namun kemudian Nikon melakukan terobosan dengan menghadirkan kemampuan untuk merekam video format HD pada kamera DSLR mereka Nikon D90, yang kemudian tidak lama diikuti pesaingnya Canon dan merek lain. Hal ini menjadikan kamera foto yang selama ini hanya bisa digunakan untuk merekam gambar diam (still image) menjadi seperti handycam yang mampu merekam gambar bergerak (video) lengkap dengan suaranya. Ini merupakan feature kebalikan yang sudah ada cukup lama pada handycam-handycam yang mempunyai kemampuan untuk seolah-olah mengambil foto dengan mem-freeze satu frame dari video yang direkam. Namun hasil foto yang dihasilkan oleh handycam ini tidak memiliki kualitas sebaik hasil foto dari kamera digital.

Hosted by imgur.com
Nikon D90. Kamera DSLR pertama dengan kemampuan rekam video

Implikasi pada sisi fotografer & media dari konvergensi antara still image dan video pada kamera DSLR ini:
Dikarenakan kualitas rekam video dalam format HD memiliki kualitas gambar yang baik ditambah kemungkinan kombinasi dengan lensa-lensa kamera yang tersedia, maka fotografer dapat menghasilkan video dengan kualitas film yang sangat baik. Bayangkan video dari kamera dengan kualitas gambar seperti Nikon D90 dikombinasikan dengan lensa Nikkor 200mm f/2.8 misalnya. Imagine the sharpness and the ability to utilize depth of field to create a remarkable feature presentation.
Makin banyak wartawan foto yang akan dibekali dengan kamera seperti ini. Sehingga ketika mereka diminta meliput sesuatu, editor dapat mengharapkan tidak hanya materi berbentuk still image tapi juga liputan berbentuk video. Dalam era konvergensi media seperti sekarang, hal ini jelas sangat akan membantu. Contoh, wartawan Kompas akan memberikan foto hasil liputan untuk dicetak di harian Kompas sedangkan video dipublish di media online Kompas.com Semua dengan hanya satu orang dan satu alat.


Video menggunakan kamera DSLR Canon 5D Mark II oleh Paul Burwell

Contoh dari kemungkinan kreatif yang menarik dan saat ini menjadi trend adalah aplikasi Moving Movie Poster. Berbeda dengan poster film biasa, poster film yang ini akan dapat bergerak (seperti film). Tantangan dari pembuatan Moving Movie Poster ini adalah bagaimana membuat sebuah film/animasi dengan kualitas dan lighting sama dengan kualitas dan lighting dari sebuah still image yang dihasilkan kamera foto yang akan digunakan sebagai poster film. Karena miripnya dengan poster biasa, orang yang pertama kali melihat poster ini akan menyangka poster ini sebagai poster film biasa, namun mereka akan kaget ketika aktor (atau apapun) yang ada di poster itu tiba-tiba bergerak.


Pembuatan Moving Movie Poster oleh Alexx Henry

Apakah yang kemudian terjadi selanjutnyas setelah ini? Pertama film fotografi sekarat, apakah kemudian still image akan menyusul? I admit I'm a sucker on all things retro, jadi secara pribadi saya tidak terlalu antusias pada apa yang terjadi saat ini di teknologi kamera. Saya tetap percaya pada kekuatan sebuah still image. Saya selalu melihat tantangan terbesar dalam still image adalah bagaimana sang fotografer dapat menyampaikan berjuta pesan, makna dan perasaan dari hanya satu gambar yang dihasilkan dari hanya sekian detik kesempatan saja. Tetapi seperti pada hampir semua teknologi baru, kita tidak bisa mengelak. Dan kesempatan & kemungkinan kreatif yang dihasilkan mungkin saja akan terlalu menggoda untuk dilewatkan begitu saja.

Tuesday, June 23, 2009

Trailer The Pacific



Bosan dengan film WW2 dengan tema European Theater? Mari kita tunggu mini seri The Pacific. Produksi telah dimulai di Australia untuk mini seri The Pacific yang berdurasi 10 jam ini. Proses pengambilan gambar dimulai sejak pertengahan 2008, dengan eksektif produser Tom Hanks, Steven Spielberg dan Gary Goetzman, team yang sama di belakang pemenang Emmy Award 2001 dengan mini seri mereka "Band of Brothers"

Mini seri ini bercerita mengenai perjalanan 3 US Marine, Robert Leckie (dimainkan oleh James Badge Dale), Eugene Sledge (Joe Marzello) dan John Basilone (Jon Seda) di sepanjang Pacific Theatre. Pengalaman mereka yang luar biasa membawa ke 3 orang ini dan kompatriot marinir dari pertempuran pertama dengan Jepang di hutan Guadalcanal hingga hutan hujan di Cape Gloucester, benteng karang di Peleliu, pasir hitam di IwoJima hingga medan pembantaian Okinawa.

The Pacific dibuat berdasarkan buku "With the Old Breed" karya Eugene Sledge yang mendapat komentar positif dari seorang ahli sejarah Paul Fussel sebagai "one of the finest memoirs to emerge from any war," dan buku "Helmet for My Pillow" karya Robert Leckie (penerima Marine Corps Combat Correspondents Annual Award) yang merupakan salah satu tokoh utama dalam mini seri ini. Sebagai konsultan untuk mini seri ini adalah ahli sejarah WW2 Hugh Ambrose, putra dari Stephen E. Ambrose (pengarang buku Band of Brothers)..

Tanggal tayang mini seri ini antara akhir 2009 atau awal 2010. Setelah ini mari kita tunggu mereka untuk membuat mini seri dengan tema African Theater. :)

Trailer:

Monday, June 22, 2009

Kekerasan pasca pemiliu di Iran. Mana suara Indonesia?


Dalam beberapa hari terakhir ini di internet gencar sekali pemberitaan mengenai pergolakan politik di Iran yang telah mengarah pada chaos dan korban jiwa. Kehebohan di Internet ini juga dipicu dengan "gagalnya" CNN sebagai salah satu pewarta internasional dan terdepan dalam berbagai kejadian penting di dunia dalam meliput kejadian ini. Akibatnya, para user internet mengambil alih tanggungjawab ini dimulai dari gerakan para pengguna Twitter yang melancarkan posting-posting dengan hashtag #CNNFail #IranElection.

Hal itulah yang kemudian membuka mata dunia terhadap apa yang terjadi di Iran sekarang ini. Banyak sudah berbagai aksi dan dukungan dilancarkan oleh banyak individu maupun kelompok bahkan hingga ke level pernyataan resmi di tingkat kepala negara yang meminta pemerintahan dan otoritas Iran untuk menghentikan tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap para demonstran. Untuk lebih jelasnya mengenai apa yang terjadi di Iran Anda bisa googling (atau lihat di sini).

Dibawah ini adalah sebuah video yang memperlihatkan seorang wanita yang menjadi korban penembakan dalam aksi kekerasan yang terjadi di Teheran. Identitas wanita ini masih simpang siur, namun video ini yang telah menyebar di berbagai media di Internet semakin memperkuat exposure mengenai apa yang terjadi di Iran. Wanita yang menjadi korban penembakan ini kemudian dinamakan sebagai "Neda" oleh berbagai situs yang dalam bahasa Parsi berarti "the voice" atau "the call". Sebuah nama yang tepat agar dunia memberikan perhatian kepada apa yang terjadi.


Info: Profil dari wanita yang menjadi korban penembakan di video Youtube di atas dapat dilihat di Wikipedia.

Namun apa yang terjadi di Indonesia? Sangat minim sekali pemberitaan mengenai hal ini. Headline media lebih banyak dikuasai berita pemilu atau KDRT dengan bintang Manohara dan Cici Paramida. Bagaimana dengan organisasi dan kelompok masyarakat yang selama ini memiliki suara kuat dalam memperjuangan demokrasi dan reformasi atau menentang tiranisme dan penindasan terhadap sesama manusia dengan alasan saudara seagama? Sebagai negara yang telah mengalami pahitnya kekuasaan otoriter and learn the hard way of getting through to reformation, we should know better that we can not ignore what is happening in Iran right now.

Great photos of what happen in Iran can be seen here.
Follow me on Twitter here.

*Image courtesy of The Boston Globe

Saturday, June 20, 2009

Manohara: Love to hate


Siang ini pas lagi asik showering di kamar mandi, terdengar handphone berbunyi-bunyi. Tampaknya wify lagi sibuk jadi nggak angkat telpon. Berhubung lagi tanggung di kamar mandi ya udah didiemin aja. Nggak taunya hp bunyi teru-terusan, ya udah takut ada sesuatu yang penting cepet-cepet beresin di kamar mandi terus keluar. Lihat hp ternyata my sister missed call 4 kali. Males telpon balik, aku sms saja tanya ada apa. Nggak berapa lama dia telpon balik:

Me : "Halo"
Sister: "Halo Bang. Bang tau enggak sarung hp blackberry manohara?"
Me : "Oh iya tau" (soalnya suka nemenin wify nonton gosip di TV jadi tau :p)
Sister : "Iyah itu yang blink blik gitu. Yang ada batu-batunya. Itu ada yang jual dimana yah?"
Me : "Di Ambas ada deh" (Soalnya yg aku tau di mall Ambassador banyak jual aksesoris yang kayak gitu)
Sister : "Bener di Ambas ada? Soalnya gue lagi ke sana nih sekarang"
Me : ??!! (Soalnya my sister work and live at Jepara, how the heck she already here?)
Me : "Bener ada, soalnya di sana banyak tuh yang jualan aksesoris hp"
Sister : "Oh ya udah gw kesana. Thanks yah Bang, bye"
Me : "Bye"

Tidak berapa lama sempet liat di acara gosip bagaimana sekarang lagi trend tas Manohara di kalangan para wanita. Dan sekarang udah ada trend lagi sarung hp Manohara. Adik kita yang satu ini benar-benar out of nowhere dan sekarang menjadi the hottest celebrity di Indonesia. Oh Manohara, how much we love to hate you.

Wednesday, June 17, 2009

Catatan pasca tawuran massal mahasiswa di Jakarta

Hosted by imgur.com
Ini sebuah catatan tentang sebuah kejadian yang sebenarnya sudah tidak baru lagi. Saya jadi tergerak untuk menulis ini setelah melihat acara talk show di pagi hari dari sebuah TV swasta kita. Dengan tema talk show itu mengenai tawuran massal mahasiswa antara UKI dan UPI YAI yang sebelumnya terjadi. Tamu yang diundang pada saat itu adalah perwakilan dari kedua PTS tersebut serta (CMIIW) seorang lagi dari sebuah LSM pendidikan.

Saya buat singkatnya apa yang terjadi dalam perbincangan yang terjadi kemudian:
Pembawa acara : Seperti biasa menggiring nara sumber atau tamu ke tema yang diinginkan, yaitu dengan cepat (sesegera mungkin) menghentikan kejadian ini agar tidak terjadi kembali.
Perwakilan PTS : Berbicara ke kiri kanan atas bawah tanpa menyentuh apa yang menjadi esensi dari yang ditanyakan oleh host. Dengan kata lain menghindar.
Perwakilan LSM : Berbicara mengenai sistem pendidikan kita yang to be honest nggak nyambung sama tema talk show saat itu.

Berikutnya semua tamu dan nara sumber keluar dan datang kemudian tamu berikutnya yang salah satunya adalah rektor dari UI bapak Gumilar R Somantri. Sayangnya kesempatan yang diberikan pada pak rektor untuk memberikan pendapatnya mengenai masalah ini sangat pendek sekali. Namun dalam waktu yang pendek tersebut, pak rektor memberikan sebuah tanggapan yang paling mengena dalam masalah ini. Apakah tanggapan beliau, akan saya bahas berikutnya namun sebelumnya sedikit saya tanggapi mengenai pemilihan tema dan cara pembawaannya dari TV tersebut.

Jelas sekali bahwa apa yang diinginkan dan menjadi tema dari talkshow adalah bagaimana menghentikan tawuran antar mahasiswa tersebut secepat mungkin dan tidak terjadi kembali. Tema "menghentikan secepat mungkin" tampak jelas dari bagaimana pembawa acara mengarahkannya pada pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan pada saat perbincangan. Penekanan terhadap hal ini mungkin didasari dari besarnya berita ini di masyarakat dan kerugian material yang diakibatkan dari kejadian ini juga dapat dikatakan yang terbesar. Jadi "urgency" untuk segera secepat mungkin menyelesaikan masalah ini menjadi tema utama yang diusung pada acara tersebut.

Mari kita berpikir sederhana. Kedua lokasi kampus yang terlibat tawuran praktis dapat dikatakan saling bersebelahan. Penyelesaian termudah (dan tercepat)? Pindahkan salah satu kampusnya. Problem solved. Dan itu memang apa yang kemudian terjadi. Pemerintah meminta (atau tidak meminta) salah satu kampus untuk pindah dari lokasi. Tapi apakah masalahnya semudah itu? Apakah dengan memindahkan fisik mahasiswa dan bangunannya maka kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi? Bagaimana dengan kampus lain yang bertetangga? Akankah menjadi bom waktu yang siap meledak suatu waktu? Apakah demikian cara pemerintah atau kita melihat akar dari permasalahan ini? Bahwa tawuran itu terjadi karena kampus mereka saling berdekatan?

Disinilah kemudian apa yang disampaikan oleh pak Gumilar R Somantri menjadi sangat menarik. Kita lihat Universitas Tarumanegara dan Trisakti kemudian Universitas Padjadjaran dan WiyataMandala. Mereka juga saling berdekatan, tapi apakah pernah sampai terjadi kejadian tawuran massal. Tidak. Saya tidak akan mengutip dengan tepat apa yang dikatakan oleh pak Gumilar R Somantri namun intinya adalah: Pihak perguruan tinggi (dan sekolah) memiliki tanggung jawab untuk menyediakan lingkungan belajar yang terbaik dan kondusif bagi mahasiswanya. Jangan memikirkan keuntungan semata dengan memanfaatkan semua tanah kosong maupun ruang yang ada sebagai kelas dengan tujuan untuk menampung sebanyak-banyaknya siswa agar mendapatkan sebanyak-banyaknya keuntungan tanpa memberikan ruang gerak bagi siswa-siswanya untuk belajar dan berekspresi secara positif.

Kita lihat keadaan kampus yang ada saat ini. Keadaanya bisa dikatakan sumpek, saling berhimpitan antara kelas, furniture, mahasiswa sampai parkir motor, mobil, tukang parkir, tukang kaki lima semuanya saling berebut tempat. Apakah tersedia ruang dan fasilitas untuk mereka berdiskusi? Mengerjakan tugas bersama? Berkesperimen dengan apa yang telah diberikan dosen mereka? Mengekspresikan diri mereka dalam lingkungan intelektual dan akademis? Apa yang kita pikirkan seandainya kita menjadi mahasiswa di tempat seperti itu? Saya rasa kita akan datang hanya untuk absen saja. Hanya itu, karena untuk melakukan hal lainnya sama sekali tidak tersedia ruang dan kesempatan di sana.

Mahasiswa merupakan fase dimana energi yang dimiliki sangat berlimpah. Tugas pendidik dalam hal ini untuk mengarahkan dan memfasilitasi mahasiswa agar memanfaatkan energi berlebih ini untuk hal yang positif. Apabila energi berlebih ini gagal tersalurkan dengan cara yang intelektual dan akademis melalui sistem pembelajaran yang diberikan di kampus, maka energi ini akan pecah tumpah ke berbagai arah. Karena itu ketika saya pertama kali mengetahui kejadian ini, yang pertama kali muncul dari pikiran saya adalah: kok bisa mahasiswa yang tawuran ini masih memiliki cukup energi untuk berbuat hal seperti itu? Dikampusnya mereka ngapain aja sampai masih punya energi untuk tawuran?

Jadi IMHO akar permasalahannya bukan pada lokasi gedung. Tapi bagaimana setiap sekolah dan perguruan tinggi komitmen dengan tanggungjawabnya pada proses mendidik siswanya menjadi yang terbaik yang bisa mereka capai. Meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dengan menjejalkan sebanyak mungkin siswa tanpa mengimbanginya dengan memberikan sistem pengajaran yang baik, pengajar yang berkualitas dan fasilitas yang baik sama sekali tidak akan bisa jalan. Mahasiswa akan menyelurkan energinya ke hal-hal lain yang belum tentu baik untuk mereka.

Seperti yang biasa saya katakan pada mahasiswa saya: Sebelumnya Anda pergi ke sekolah menggunakan motor bebek dengan kecepatan 30 km/jam. Sekarang Anda jadi mahasiswa Anda dibekali dengan motor balap. Masihkah Anda mengendarainya dengan kecepatan 30 km/jam? Selagi mereka memiliki energi berlebih, mereka harus memanfaatkannya semaksimal mungkin. Dan tugas pendidik untuk memastikan mereka untuk mamacu hingga kecepatan maksimalnya dan berprestasi di lintasan balap Grand Prix bukan di balap jalanan liar.


*Photo courtesy of Elshinta.com

Tuesday, June 16, 2009

Jual rumah di kota Bogor (House for sale @ Bogor)



Well can you believe it after one year without posting new item to this blog I finally create a new one. And my new post, well it is about my house. And I want to sell it. So if you looking for a house in the city of Bogor with great location (near Jagorawi toll access, Kebun Raya Bogor, PMI hospital, Botani Mall, bus terminal) then this is the right one for you.

Description:
Lokasi: Komp. Duta Pakuan Bogor E13-14 (dua kavling jadi satu). Lokasi strategis deket gerbang tol Bogor dan di arah belakang Giant (Botani Mall) kira2 500m. Deket terminal, Kebun Raya Bogor dan RS PMI.
LT/LB : 162/102
3 KT (bed rooms) dan 2 KM (bath rooms)
Bukan bangunan developer tapi bangun sendiri jadi kualitas bahan ok. Siap tingkat karena sebagian besar sudah dak beton.

HARGA 5xx jt rupiah NEGO JUAL CEPAT

If you interested just contact me.

Location map:


More images available here.

Also seen at:
My Facebook's Marketplace & Kaskus.us