Monday, June 22, 2009

Kekerasan pasca pemiliu di Iran. Mana suara Indonesia?


Dalam beberapa hari terakhir ini di internet gencar sekali pemberitaan mengenai pergolakan politik di Iran yang telah mengarah pada chaos dan korban jiwa. Kehebohan di Internet ini juga dipicu dengan "gagalnya" CNN sebagai salah satu pewarta internasional dan terdepan dalam berbagai kejadian penting di dunia dalam meliput kejadian ini. Akibatnya, para user internet mengambil alih tanggungjawab ini dimulai dari gerakan para pengguna Twitter yang melancarkan posting-posting dengan hashtag #CNNFail #IranElection.

Hal itulah yang kemudian membuka mata dunia terhadap apa yang terjadi di Iran sekarang ini. Banyak sudah berbagai aksi dan dukungan dilancarkan oleh banyak individu maupun kelompok bahkan hingga ke level pernyataan resmi di tingkat kepala negara yang meminta pemerintahan dan otoritas Iran untuk menghentikan tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap para demonstran. Untuk lebih jelasnya mengenai apa yang terjadi di Iran Anda bisa googling (atau lihat di sini).

Dibawah ini adalah sebuah video yang memperlihatkan seorang wanita yang menjadi korban penembakan dalam aksi kekerasan yang terjadi di Teheran. Identitas wanita ini masih simpang siur, namun video ini yang telah menyebar di berbagai media di Internet semakin memperkuat exposure mengenai apa yang terjadi di Iran. Wanita yang menjadi korban penembakan ini kemudian dinamakan sebagai "Neda" oleh berbagai situs yang dalam bahasa Parsi berarti "the voice" atau "the call". Sebuah nama yang tepat agar dunia memberikan perhatian kepada apa yang terjadi.


Info: Profil dari wanita yang menjadi korban penembakan di video Youtube di atas dapat dilihat di Wikipedia.

Namun apa yang terjadi di Indonesia? Sangat minim sekali pemberitaan mengenai hal ini. Headline media lebih banyak dikuasai berita pemilu atau KDRT dengan bintang Manohara dan Cici Paramida. Bagaimana dengan organisasi dan kelompok masyarakat yang selama ini memiliki suara kuat dalam memperjuangan demokrasi dan reformasi atau menentang tiranisme dan penindasan terhadap sesama manusia dengan alasan saudara seagama? Sebagai negara yang telah mengalami pahitnya kekuasaan otoriter and learn the hard way of getting through to reformation, we should know better that we can not ignore what is happening in Iran right now.

Great photos of what happen in Iran can be seen here.
Follow me on Twitter here.

*Image courtesy of The Boston Globe

0 comments: